Pages

Sunday 26 April 2015

Antara Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dan Kesiapan Indonesia Dalam Mengahadapinya

                                             Oleh
                                       Farah Devina
                                          Abstrak
Pada tahun 2015 ini, kita akan dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi ASEAN / MEA (ASEAN Economic Communities). Masyarakat Ekonomi Asean 2015 merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara. Tujuan dibentuknya MEA ini untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN. Indonesia sebagai negara dengan ekonomi paling besar di ASEAN, dengan sekitar 40 persen dari PDB ASEAN, dan hampir setengah dari populasi ASEAN merupakan aktor penting dalam MEA yang akan berlangsung ini. Namun Indonesia diperkirakan masih belum siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015 ini. Maka dari itu diperlukan strategi dan langkah-langkah agar Indonesia bisa siap dan dapat memanfaatkan momentum MEA 2015.
Kata kunci: MEA, pasar bebas, stabilitas, perekonomian, strategi
                                         Abstract
In 2015, we’re gonna be faced to ASEAN Economic Communities (AEC). Asean Economic Communities 2015 is realization of free market in Southeast Asia. The purpose of establishment this MEA is to increased the stabilization of economy in ASEAN, and expexted to resolve issues in the field of economics between asean countries. Indonesia as country with biggest economy in ASEAN, with approximately 40 percen of PDB ASEAN, and almost a half of the ASEAN population, is an important actor of MEA. However, Indonesia is expected to still not ready to face this 2015 Asean Economic Communities. Therefore necessary strategies and measures so that Indonesia can be ready and able to take advantage of this 2015 Asean Economic Communities.
Keyword: AEC, free market, stabilization, economy, strategies
                           
                                        Pendahuluan
Masih banyak pertanyaan tentang jalan menuju masyarakat ekonomi ASEAN 2015. Negara-negara anggota ASEAN cukup komit untuk merealisasikan apa yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MIA) per 2015 dengan potensi masing-masing untuk tumbuh dan kesiapannya menghadapi berbagai tantangan yang melingkupi proses pembentukan MEA tersebut. Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan sasarannya yang mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang sangat kompetetif, kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global.  Dampak terciptanya MEA adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-njegara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
                   
                                         Permasalahan
Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah ruah dengan luas dan populasi terbesar di antara negara-negara lainnya di Asean, Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi MEA tahun 2015. Pernyataan skeptis tersebut sangat beralasan mengingat bahwa masih ada sejumlah masalah mendasar yang menimpa Indom=nesia dan harus segera diatasi sebelum berlakunya MEA pada tahun 2015. Iklim investasi kurang kondusif yang diindikasikan melalui masalah ruwetnya birokrasi, infrastruktur, masalah kualitas sumber daya manusia dan ketenagakerjaan serta korupsi merupakan sebagian dari masalah yang saat ini masih menyandera pemerintahan Indonesia. Kendala-kendala tersebut mengakibatkan Indonesiabelum dapat mensejajarkan diri untuk “tegak sama tinggi dan duduk sama rendah” di antara negara-negara Asean lainnya.
Kondisi serupa juga dialami oleh beberapa negara Asean lainnya. Kekhawatiran atas kesiapan semua negara anggota Asean untuk pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean juga terungkap melalui survey yang dilakukan pleh Kamar Dagang Amerika di Singapura. Survey yang melibatkan 475 pengusaha senior Amerika tersebut mengungkapkan bahwa 52 persen responden tidak percaya MEA dapat diwujudkan pada tahun 2015. Oleh karena itu tidaklah berlebihan bila kemudian muncul suatu pertanyaan besar: “Sudah siapkah Industri Nasional berkompetisi dalam Masyarakat Ekonomi ASEN yang lebih dikenal dengan istilah Pasar Bebas ASEAN pada akhir tahun 2015 ini?”
                                        Pembahasan
Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastruktur, dan sektor industri. Dalam mengahdapi MEA, pemerintah Indonesia menyiapkan respon kebijakan yang berkaitan dengan Pengembangan Industri Nasional, Pengembangan Indrastrukstur, Pengembangan Logistik, Pengembangan Investasi, dan Pengembangan Perdagangan. Selain itu masing-masing kementrian dan Lembaga berusaha mengantisipasi  MEA dengan langkah-langkah strategis.
Pemerintah berusaha mengubah paradigma kebijakan yang lebih mengarah ke kewirausahaan dengan mengedepankan kepentingan nasional. Untuk bisa menghadapi persaingan MEA, tidak hanya swasta (pelaku usaha) yang dituntut harus siap namun juga pemerintah dalam bentuk kebijakan yang pro pengusaha.  Keterlibatan berbagai pihak, mulai dari para pembuat kebijakan hingga masyarakat umum sangatlah diperlukan untuk memastikan kesiapan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi pasar bebas yang disebut Masyarakat Ekonomi Asean ini.
                                         Kesimpulan
ASEAN Economic Community atau Mayarakat Ekonomi Asean (MEA) ini  dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, kita mengharapkan dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi asean ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi di negara-negara Asean ini sangat penting. Indonesia, sebagai salah satu anggota di ASEAN tentu akan menghadapi tantangan dalam persaingan pasar bebas Asean. Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang kompettitif dan berkualitas global. Untuk itu keterlibatan seluruh pihak baik pedagang kecil hingga pengusaha besar bahkan pemerintah harus saling mendorong kelancaran persiapan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean ini.
                                       Daftar Pustaka

Sunday 5 April 2015

Rapem 7, Subab 2: Metode Penghitungan Pendapatan Nasional

Sebutkan 3 metode pendekatan perhitungan pendapatan nasional!

Jawab:
a. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
Metode pengeluaran adalah menghitung jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi (rumah tangga konsumsi, rumah tangga perusahaan, rumah tangga pemerintah, dan rumah tangga luar negeri).
Rumus:
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pemerintah
X = Expor
M = Impor

b. Metode Produksi (Production Approach)
Metode produksi adalah menghitung jumlah keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan dalam ekonomi yang dihasilkan bidang – bidang usaha dalam suatu negara.
Rumus:

NT = NO-NI
Dimana :
NT = Nilai Tambah (Pendapatan Nasional)
NO = Nilai Output(Penjualan)
NI = Nilai Input(Pembelian)

Sehingga untuk menghitung pendapatan suatu negara secara keseluruhan, dapat dihitung pula dengan cara:

Y = Ʃ NTi . Qi
Dimana:
Y = Pendapatan Nasional
NTi = Nilai Tambah
Qi = Jumlah Barang

c. Metode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan adalah menghitung jumlah penerimaan atas penggunaan faktor – faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode.
Rumus:
Y = R + W + I + P
Dimana:
Y = Pendapatan Nasional
W = Wage (upah tenaga kerja)
R = Rent (sewa tanah / alam)
I = Interest (Bunga)
P = Profit (Laba)


Sumber:
http://dolphin-crusher.blogspot.com/2011/05/perhitungan-pendapatan-nasional.html

Rapem 6, Subab 2: Pasar Monopoli

Apa yang dimaksud Pasar Monopoli? Sebutkan ciri-cirinya.

Jawab:
 LPasar monopoli adalah suatu bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja atau bisa disebut suatu pasar yang penjualnya hanya ada satu dan pembelinya banyak dan menghasilkan barang yang tidak mempunyai pengganti.

Ciri – cirri pasar monopoli:
v  Tidak mempunyai barang pengganti
Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada di pasar.

v  Tidak dapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
Maksudnya karena sifatnya monopoli maka pesaing tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut karena barang yang dihasilkan hanya dimiliki oleh perusahaan tersebut saja dan selain itu biasanya dibatasi dengan undang – undang dan bersifat legal.

v  Dapat mempengaruhi harga
Karena perusahaan monopoli merupakan satu – satunya penjual di pasar maka penentuan harga dapat dikuasai sepenuhnya, dengan mengendalikan ke atas produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang dikehendaki.

v  Promosi iklan kurang diperlukan
Biasanya perusahaan monopoli tidak perlu mempromosikan barangnya dengan iklan karena pembeli akan membeli barang kepada perusahaan tersebut karena tidak ada pilihan.

Sumber:
http://wahyusaputro88.blogspot.com/2011/10/pengertian-pasar-monopoli-dan-ciri.html

Rapem 5, Subab I: Pendekatan Totalitas

Jelaskan yang dimaksud dengan Teori Totalitas!

Jawab:
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.

Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Jika harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya variable per unit, sehingga:
π = P.Q – (FC + v.Q)

Sumber:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/memaksimumkan-laba-pendapatan-maksimum/