Nuklir berasal dari kata Nucleus yang berarti inti atom. Inti atom terdiri dari Proton dan Neutron. Jadi nuklir adalah ilmu
yang mempelajari reaksi yang terjadi di inti atom. Reaksi nuklir terbagi dua, yaitu raksi fusi nuklir dan fisi nuklir (meghasilkan radiasi sinar
alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia). Energi yang dihasilkan dari
reaksi nuklir sangatlah besar. Contohnya jika dibandingkan dengan batu bara yang
merupakan bahan bakar fosil yang digunakan paling luas untuk menghasilkan
listrik, hasil pembakaran dari batu-bara sebagian besar dari reaksi kimia C +
O2 –> CO2,
sedangkan energi Nuklir yang dihasilkan dari reaktor
daya PLTN umumnya berasal dari reaksi neutron + uranium235 –> fisi. Jadi jika dilihat dari hal
energi yang dihasilkan, energi yang dibangkitkan dari reaksi kimia untuk tiap
pembakaran atom karbon adalah 4 eV sementara untuk fisi uranium
dihasilkan 200 juta eV alias 200 MeV.
Selain energi yang besar, manfaat
dari penggunaan energi nuklir juga bisa diaplikasikan dalam dunia medis seperti
sinar-X dan kamera gamma. Energi nuklir juga bisa dimanfaatkan di bidang
industri, baik itu industri pertambangan, industri kertas, dan pertanian.
Energi nuklir juga menguntungkan jika ditinjau dari segi lingkungan karena
tidak menghasilkan unsur berbahaya, seperti logam berat (cadmium, plumbum,
arsen), emisi gas SO2, Nox, dan VHC. Dan dalam hal ini PLTN dapat membantu
mengurangi hujan asam dan pembatasan emisi gas rumah kaca. Disamping begitu
besarnya manfaat dari teknologi Nuklir, terdapat potensi bahaya di
dalamnya yang berupa bahaya radiasi pengion. Karena itulah penguasaan akan
teknologi Nuklir sangatlah penting sehingga kita bisa menggunakannya untuk
kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mampu menekan bahaya dan pula resikonya.
Pemanfaatan
teknologi nuklir di Indonesia sudah memiliki sejarah panjang. Di Indonesia, institusi yang menangani kegiatan penguasaan dan pemanfaatan teknologi nuklir adalah Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN), sedangkan institusi untuk pengawasan pelaksanaan penelitian
dan pemanfaatan teknologi nuklir dibentuk Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). BATAN saat ini sudah
berkembang menjadi lembaga penelitian yang besar, memiliki fasilitas yang
canggih dan lengkap, serta didukung dengan sumberdaya manusia yang cukup besar.
Fasilitas penelitian BATAN tersebar di berbagai daerah, yaitu di Pasar Jumat,
Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Serpong. Fasilitas penelitian nuklir yang
paling lengkap berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Teknologi (PUSPIPTEK)
Serpong. Di kawasan ini terdapat beberapa fasilitas penelitian utama yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan penguasaan teknologi tinggi dalam
mengantisipasi terhadap pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik,
diantaranya adalah reaktor nuklir, instalasi fabrikasi elemen bakar reaktor,
instalasi keselamatan dan pengolahan limbah radioaktif. Fasilitas penelitian lain
sebagai pendukung kegiatan litbang nuklir adalah di Yogyakarta. Di kawasan
penelitian ini terdapat reaktor penelitian dengan daya kecil yang digunakan
untuk pelatihan bagi calon-calon operator reaktor. Fasilitas ini sangat penting
untuk menyiapkan para operator yang akan ditugaskan untuk mengoperasikan
reaktor yang sekarang sudah ada dan untuk mengantisipasi rencana pengoperasian
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mendatang. Sedangkan fasilitas nuklir
di Bandung lebih banyak dimanfaatkan untuk pembuatan radioisotop yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan.
Kesimpulannya, dengan
pengelolaan yang baik dan profesional, nuklir bukanlah sesuatu yang harus
ditakutkan lagi. Asalkan bisa mengoptimalkan pemanfaatan energi nuklir dan
meminimalisir dampaknya, nuklir dapat menjadi solusi bagi masalah kelangkaan energy
alternative di Indonesia.
Daftar Pustaka:
http://justayudaryani.blogspot.com/2012/11/karya-tulis-ilmiah-tentang-pemanfaatan.html